Jogja-Bali-Lombok-Gili Trawangan |
Awalnya perjalanan ini masih merupakan mimpi dan rencana yang entah kapan terrealisasi. Karena pertimbangan ini-itu. Tapi setiap kali saya membaca blog-blog, buku-buku yang menceritakan pengalaman traveling atau backpacker, selalu bilang kalau kamu mau traveling tapi kebanyakan mempertimbangkan ini-itu (meski ini juga harus) dan berpikir negatif duluan, maka perjalanan tidak akan pernah dimulai. Itulah kenapa, saya memberanikan diri untuk memulai perjalan saya ini. Jadilah saya googling/tanya-tanya sana-sini tentang destinasi ini, bikin itinerary seadanya, berdoa dan berangkat. And finally, here I am. Saya berhasil sampai dan pulang dengan selamat. Dan berikut itinerary nya :
To Bali (Kuta)
Karena trip saya ini mencoba mendapatkan cost as cheapest as I could, jadi dari Jogja saya naik kereta ekonomi dari Sts Lempuyangan-Sts Banyuwangi. Kereta ini cuma ada satu hari satu kali. Nama keretanya Sritanjung, berangkat dari Sts Lempuyangan pukul 07.30 WIB. Dan sampai di Sts Banyuwangi sekitar pukul 22.30 WIB. Terus langsung menuju Pelabuhan Ketapang, ga usah naik ojek, karena jarak stasiun-pelabuhan dekat. Keluar stasiun jalan lurus (-+75mtr) sampai mentok, terus belok kanan (-+50mtr) sampai di Pelabuhan Ketapang. Jangan khawatir kemaleman, karena kapal ferry penyebrangannya ada setiap jam. -+30mnt sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Terus naik bus ke Terminal Ubung Denpasar (-+3jam). Dari Ubung ke Kuta bis naik ojek.
KA Jgj-Bnywngi 35.000
Ferry 6.000
Bus Gilimanuk-Ubung 25.000
Ojek Ubung-Kuta 20.000
Makan 20.000
106.000
KA Jgj-Bnywngi 35.000
Ferry 6.000
Bus Gilimanuk-Ubung 25.000
Ojek Ubung-Kuta 20.000
Makan 20.000
106.000
Di Kuta (Exploring Kuta)
Ngapain di Kuta? Banyak sih, pastinya ke Pantai Kuta, terus selanjutnya saya sewa motor untuk jalan ke GWK dan Tanah Lot. Karena transportasi umum di sini bisa dikatakan jarang, makanya saya memilih untuk nyewa motor. Dua hari di Kuta, saya menginap di Hostel satu malam. Kemudian kemana saya malam berikutnya? Teringat cerita teman saya yang pernah tidur di Pantai karena udah ga ada uang buat sewa kamar, saya jadi pengen nyoba, selain mau ngemat juga sih.
Sewa motor 50.000
Kamar 80.000Sewa motor 50.000
Bensin 10.000
Tiket GWK 27.000
Tiket Tanah Lot 10.000
Makan 2 hari 60.000
237.000
Ke Senggigi
Tadinya saya mau berangkat ke Senggigi sendiri lewat Pelabuhan PadangBay-Lembar. Tapi dari pengalaman mereka (traveler) yang sudah-sudah bilang bahwa, pelabuhan Lembar kurang ramah sama turis/wisatawan. Untuk bisa menuju Senggigi dari Lembar kita harus menyewa mobil, di sinilah kita akan ditarik sana-sini oleh agen-agen di situ (NB:semoga ini menjadi perhatian Dishub dan Depbudpar,karena Bali-Lombok menjadi wisata unggulan). Karena belum pengalaman sama yang ini, jadilah saya naik “Perama” tour dari kuta-senggigi. Dengan ini kita bisa dapat langsung sampai Senggigi tanpa harus pusing mikirin nyewa mobil di Lembar. Meski sedikit lebih mahal, tapi bila ditotal ga jauh beda kok.
Perama Kuta-Senggigi 150.000Makan 25.000
Kamar 75.000
200.000
Pindah ke Gili Trawangan
Sempat ga jadi karena pas dihitung-hitung, kok mahal. Padahal dompet sudah tipis, takut ga bisa pulang ke Jogja. Karena kalau langsung dari Senggigi ke Pelabuhan Bangsal, budgetnya membengkak. Jadi dengan berat hati nge-delete tujuan ini. Tapi saat di bemo ketemu orang lokal yang baik banget (tapi sayang aku lupa tanya namanya) dan mau menunjukkan rute lain menuju Pelabuhan Bangsal dan tentunya lebih murah, tapi harus berganti-ganti angkot. Dengan semangat dia menjelaskan rutenya. Tapi memang dasar otak saya yang daya ingat kurang kuat, jadilah saya lupa, lagian ga mudah mengingat nama-nama tempat dimana saya harus turun dan naik, ini Lombok, jadi nama-namanya cukup asing di telinga saya. Untunglah dia belum turun. Jadilah saya Tanya lagi rutenya dan saya catat biar ga lupa lagi. Ni dia rutenya. Dari Senggigi naik bemo ke Ampenan, trus nyambung naik bemo lagi ke Rembiga. Turun di Rembiga, naik engkel (begitu masyarakat lokal menyebut mini bus ini) yang menuju Sembalun. Tapi kita kita tidak menuju Sembalun. Cukup bilang sama kondekturnya untuk turun di Bangsal. Setibanya di bangsal, kita naik sejenis andong (kalau di Jogja) ke pelabuhannya. Beli tiket Boat ke Gili (terserah, mau ke Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air atau Ketiganya, ketiganya sama-sama MANTAP!!)
Bemo Senggigi-Ampenan 3.000Bemo Ampenan-Rembiga 3 000
Engkel Ampenan-Bangsal 10.000
Andong Bangsal-Pelabuhannya 3.000
Tiket Boat to Gili Trawangan 10.000
Sewa alat Snorkling 15.000
44.000
Saatnya Pulang ke Jogja
Sebenarnya terlalu cepat untuk meninggalkan Lombok. Cuma apa mau dikata, keuangan sudah krisis, jadi saatnya pulang. Berharap pulang bisa dengan mulus dan sampai di Jogja tepat waktu dan segera bergumul dengan bantal,guling dan kasurku di kost, yah tapi apa mau dikata. Tak semua jalan itu lurus. Nyebrang dari Gili Trawangan-Lombok-Bali-Banyuwangi sih lancer-lancar ajah. Eh malah setiba di pulau Jawa saya ketinggalan kereta. Dari Gili Trawangan naik boat balik ke Bangsal, terus naik andong menuju jalan raya,naik engkel lagi, tapi kali ini dengan rute berbeda. Kalau mau langsung ke Pelabuhan lembar saya harus turun di Bartheis. Dari bartheis ke Pelbuhan sebenarnya ada mobil L300 atau bemo dengan biaya -+15.000. Cuma saat itu saya terpaksa harus mengejar keberangkatan Ferry yang sore, jadilah saya ngojek (25rb). Kalau tidak, saya harus naik ferry yang jam 8 malam. -+4-5 jam sampai di PadangBay, Bali. Naik bus ke Gilimanuk, Nyebrang lagi ke Banyuwangi. Ternyata kereta Sritanjung menuju Jogja sudah berangkat jam 6 pagi. Saya kira jadwalnya sama seperti Jogja-Banyuwangi, jam 7.30. tapi apa mau dikata, saya terpaksa naik KA Bisnis ke Surabaya, berharap bisa menyambung dari Gubeng-Lempuyangan. Tapi rencana tinggal rencana, KA nya berangkta terlambat satu jam. Lagi-lagi untuk yang kedua kalinya saya ketinggalan kereta. Sialnya lagi, kereta menuju Jogjakarta baru ada besok pagi (-+jam 10). Berhubung financial tidak mendukung untuk menginap di penginapan,tidur di stasiun jadi satu-satunya solusi. Saya kira tidur di stasiun itu bebas, taunya tengah malam, para security berkeliling dan ngececk semuanya. Setiap yang tidur di stasiun ditanyain KTP-nya dan dipegang security, baru bisa diambil besok pagi. “wah bagus juga nih sistemnya” batin saya. Ternyata keesokan harinya, saat mengambil KTP si security minta uang administrasi. Haduh, kalau begini sama aja gwe kayak nginap di penginapan. Ya meski ga banyak sih, cuma 2rb perak. Hehe
Sebenarnya terlalu cepat untuk meninggalkan Lombok. Cuma apa mau dikata, keuangan sudah krisis, jadi saatnya pulang. Berharap pulang bisa dengan mulus dan sampai di Jogja tepat waktu dan segera bergumul dengan bantal,guling dan kasurku di kost, yah tapi apa mau dikata. Tak semua jalan itu lurus. Nyebrang dari Gili Trawangan-Lombok-Bali-Banyuwangi sih lancer-lancar ajah. Eh malah setiba di pulau Jawa saya ketinggalan kereta. Dari Gili Trawangan naik boat balik ke Bangsal, terus naik andong menuju jalan raya,naik engkel lagi, tapi kali ini dengan rute berbeda. Kalau mau langsung ke Pelabuhan lembar saya harus turun di Bartheis. Dari bartheis ke Pelbuhan sebenarnya ada mobil L300 atau bemo dengan biaya -+15.000. Cuma saat itu saya terpaksa harus mengejar keberangkatan Ferry yang sore, jadilah saya ngojek (25rb). Kalau tidak, saya harus naik ferry yang jam 8 malam. -+4-5 jam sampai di PadangBay, Bali. Naik bus ke Gilimanuk, Nyebrang lagi ke Banyuwangi. Ternyata kereta Sritanjung menuju Jogja sudah berangkat jam 6 pagi. Saya kira jadwalnya sama seperti Jogja-Banyuwangi, jam 7.30. tapi apa mau dikata, saya terpaksa naik KA Bisnis ke Surabaya, berharap bisa menyambung dari Gubeng-Lempuyangan. Tapi rencana tinggal rencana, KA nya berangkta terlambat satu jam. Lagi-lagi untuk yang kedua kalinya saya ketinggalan kereta. Sialnya lagi, kereta menuju Jogjakarta baru ada besok pagi (-+jam 10). Berhubung financial tidak mendukung untuk menginap di penginapan,tidur di stasiun jadi satu-satunya solusi. Saya kira tidur di stasiun itu bebas, taunya tengah malam, para security berkeliling dan ngececk semuanya. Setiap yang tidur di stasiun ditanyain KTP-nya dan dipegang security, baru bisa diambil besok pagi. “wah bagus juga nih sistemnya” batin saya. Ternyata keesokan harinya, saat mengambil KTP si security minta uang administrasi. Haduh, kalau begini sama aja gwe kayak nginap di penginapan. Ya meski ga banyak sih, cuma 2rb perak. Hehe
Andong pelabuhan-jalan raya 3.000
Engkel Bangsal-Bartheis 10.000
Ojek Bartheis-Lembar 25.000
Ferry Lembar-PadangBay 31.000
Bus Padang Bay-Gilimanuk 45.000
Ferry Gilimanuk-Banyuwangi 6.000
KA Bisnis to Gubeng SBY 60.000
KA Gubeng SBY-Jogja 22.000
Makan 50.000
262.000
Total Rp 849.000
0 komentar:
Posting Komentar