Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng
A. Selayang Pandang
Bagi
Anda yang suka dengan tempat wisata di daerah pegunungan, tidak ada
salahnya mengunjungi dataran tinggi ini. Dataran yang terkenal dengan
sebutan Dieng Plateu ini terletak pada ketinggian 2100 meter di atas
permukaan laut. Tempat ini menawarkan keindahan alam serta hawa dingin
pegunungan.
Dieng
Plateu berupa dataran luas yang dikelilingi pegunungan, antara lain
Gunung Prahu, Gunung Juranggrawah, Gunung Pangamun-amun, Gunung Sipandu,
dan beberapa Gunung lain. Tidak heran jika suhu udara di daerah ini
berkisar antara 15°—10° Celcius. Bahkan, bila Anda berkunjung pada musim kemarau suhunya bisa mencapai 5° Celcius.
Nama “Dieng” berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu “di” yang berarti “gunung” dan “hyang” dari kata “khayangan”,
yang artinya “tempat tinggal para dewa dan dewi”. Bila digabungkan,
nama “dieng” berarti “pegunungan tempat tinggal para dewa dan dewi”.
Tapi ada sumber lain yang menyebutkan, “Dieng” berasal dari kata dalam bahasa Jawa, yaitu “edi” yang berarti indah/cantik dan “aeng” yang berarti aneh. Jadi “dieng” berarti “tempat yang indah dan punya keanehan”.
B. Keistimewaan
Kawasan
Dieng Plateu mempunyai beberapa obyek wisata yang dapat Anda kunjungi,
di mana tempatnya saling berdekatan. Selain obyek wisata alam seperti
telaga dan kawah, Anda juga bisa mengunjungi obyek wisata sejarah berupa
candi.
Begitu memasuki gerbang utama yang ada di dataran Dieng, Anda akan disambut sebuah kompleks candi yang dinamakan Candi Pandawa.
Kompleks ini berisi 5 candi, yaitu Candi Semar, Arjuna, Srikandi,
Sembadra, dan Puntadewa. Candi-candi yang tersebar di kawasan ini
bercorak Hindu.
Menurut
cerita yang beredar di masyarakat, pada abad ke-7 Masehi ada seorang
putri bernama Dewi Sima. Ia adalah keturunan Dinasti Sanjaya yang
memerintah Kerajaan Kalingga, dengan gelar Ratu Sima. Kerajaan ini
dikenal sebagai kerajaan yang bernafaskan Hindu. Pada masa
pemerintahannya, Ratu Sima mendirikan candi-candi yang ada di tempat ini
sebagai bentuk pemujaan.
Ratu
Sima tidak hanya mendirikan satu kompleks Candi. Tetapi ia juga
mendirikan beberapa candi lain, di antaranya Candi Gatotkaca yang
terletak di bukit Pangonan, Candi Dwarawati yang berada di kaki Gunung
Prahu, dan Candi Bima yang merupakan candi terbesar di kawasan wisata
Dieng Plateu. Candi-candi yang berada di luar kompleks pada umumnya
letaknya menyendiri dan dikelilingi pepohonan.
Obyek
wisata alam yang terkenal di tempat ini adalah Telaga Warna dan Telaga
Pengilon. Kedua telaga itu letaknya berdekatan. Dinamai Telaga Warna
karena telaga ini memantulkan berbagai warna. Kandungan belerang yang
ada di dalamnya memantulkan warna kehijauan, sedangkan ganggang merah
yang ada didasar telaga memantulkan cahaya kemerahan dan jernihnya air
telaga yang berwarna biru muncul dari pantulan gradasi sinar matahari.
Nama Telaga Pengilon sendiri berarti telaga cermin. Air di telaga ini
sangat jernih dan bisa memantulkan bayangan benda yang ada di
sekitarnya.
Di
kawasan obyek wisata Telaga Warna dan Telaga Pengilon juga terdapat
beberapa gua. Salah satu di antaranya adalah Gua Semar. Panjangnya
kira-kira 4 m dengan dinding batu, dan biasanya digunakan untuk
bermeditasi. Selain Gua Semar, ada bebarapa gua lain yaitu, Gua Sumur
dan Gua Jaran. Di dalam Gua Sumur terdapat satu mata air yang disebut
“Tirta Prawitasari”.
Selain
telaga dan gua, di kawasan Dieng Plateu juga terdapat beberapa kawah.
Kawah-kawah tersebut terbentuk dari letusan gunung-gunung yang
mengelilingi tempat ini. Salah satunya adalah Kawah Sikidang.
Kawah ini menyemburkan air dan lumpur panas serta mengeluarkan aroma
busuk yang berasal dari kandungan belerang yang ada di dalamnya
(kandungan belerang di kawah ini masih dalam taraf aman bagi para
pengunjung). Di sekitar tempat ini terdapat banyak lubang yang
mengeluarkan air panas bercampur belerang, sehingga Anda harus
berhati-hati saat berjalan. Selain Kawah Sikidang, ada juga Kawah
Candradimuka dan Kawah Sileri, yang letaknya tidak jauh dari Kawah
Sikidang.
Di
kawasan wisata Dieng Plateu terdapat sebuah mata air yang terkenal
sebagai sumber mata air sungai Serayu, dengan nama Tuk Bimalukar. “Tuk” berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang artinya mata air, sedangkan “bimalukar”
diambil dari mitos yang beredar di daerah ini. Para penduduk yakin
bahwa mata air ini berasal dari air kencing Bhima Sena (tokoh pandawa
dalam pewayangan) yang sedang berlomba dengan para Kurawa untuk membuat
sungai. Pada saat ia membuka pakaiannya, Bhima Sena melihat perempuan
cantik yang mengganggunya dan ia berkata “sira ayu” (dalam bahasa
indonesia mempunyai arti “kamu cantik”). Setelah itu, air kencing Bhima
Sena menjadi sebuah mata air dan menjadi sumber dari Sungai Serayu (nama
Serayu berasal dari kata “sira ayu” yang diucapkannya). Menurut
kepercayaan penduduk, air yang berasal dari Tuk Bimalukar bisa
menyebabkan awet muda.
Setelah puas mengunjungi obyek wisata alam dan sejarah, Anda juga bisa menonton film berdurasi sekitar 20 menit di Dieng Plateu Theater.
Letak teater ini di lereng bukit Sikendil, kira-kira 300 m dari Telaga
Warna. Di sini Anda akan menyaksikan beberapa peristiwa yang pernah
terjadi di kawasan Dataran Tinggi Dieng, salah satunya adalah peristiwa
tragedi Kawah Sinila pada tahun 1979 yang menewaskan ratusan penduduk
Dieng. Sarana yang disediakan oleh pihak pengelola obyek wisata Dieng
Plateu ini bermanfaat bagi Anda yang tertarik dengan sejarah Dieng.
Namun
bagi Anda yang masih ingin mengunjungi tempat wisata yang berada tidak
jauh dari kawasan Dieng Plateu, cobalah untuk berkunjung ke perkebunan
teh Tambi. Di tempat ini, Anda tidak hanya bisa memandang hijaunya
hamparan pohon teh, tetapi bisa juga menikmati sajian teh yang
dihasilkan dari perkebunan.
C. Lokasi
Obyek-obyek
wisata yang berada di kawasan Dieng Plateu dikelola oleh dua Kabupaten
yaitu, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Meskipun
sebenarnya Dataran tinggi Dieng terletak di antara perbatasan tiga
kabupaten, yaitu Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten
Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.
D. Akses
Akses
menuju ke Dataran Tinggi Dieng lebih mudah jika ditempuh dari Kota
Wonosobo, karena jalannya dapat dilalui kendaraan bermotor. Tetapi jika
Anda berencana membawa kendaraan pribadi, jangan lupa untuk memastikan
bahwa kendaraan Anda dalam keadaan baik. Hal ini disebabkan medan jalan
yang akan dilalui cukup berliku dan menanjak. Tak jarang di tepi kanan
atau kiri jalan bersebelahan dengan jurang yang dalam.
Namun
bila ingin naik kendaraan umum, Anda bisa berangkat dari terminal Kota
Wonosobo dan menempuh jarak kira-kira 30 km dengan waktu tempuh antara
45 menit — 1 jam. Ongkos yang harus dibayar sekitar Rp 7.000/orang
(November 2008).
E. Harga Tiket
Harga
tiket memasuki kawasan wisata Dieng Plateu sebesar Rp 2.000/orang.
Harga ini belum termasuk tarif mengunjungi obyek-obyek wisata di seputar
kawasan ini. Harga tiket terusan untuk masuk ke semua obyek wisata
sebesar Rp 12.000/orang, dan sudah termasuk asuransi Jasa Raharja.
Khusus bagi Anda yang ingin mengunjungi satu atau dua obyek tertentu
dikenakan harga tiket sebesar Rp 4.000/orang untuk satu obyek wisata
(November 2008).
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Fasilitas
yang bisa Anda gunakan di area wisata Dieng Plateu adalah mushola bagi
para pengunjung yang akan menunaikan ibadah sholat. Ada juga pasar
tempat berjualan cenderamata serta produk makanan khas Dieng, seperti
sayuran, buah carica (buah ini hanya tumbuh di dataran tinggi Dieng,
bentuknya lebih kecil dari pepaya, biasanya diolah menjadi manisan dan
jamur khas Dieng). Pasartersebut disediakan oleh pihak pengelola untuk
memanjakan para pengunjung yang ingin berbelanja.
Selain
pasar, di kawasan ini juga terdapat banyak warung makan bagi para
pengunjung yang lupa membawa bekal makanan dari rumah. Untuk Anda yang
ingin bermalam, di tempat ini juga tersedia banyak pilihan
losmen/penginapan, dengan beragam fasilitas yang ditawarkan.
0 komentar:
Posting Komentar