aman Budaya Garuda Wisnu Kencana
 
Kabupaten Badung – Bali – Indonesia
|   Patung Dewa Wisnu di Taman Budaya GWK | 
A. Selayang Pandang
Bangsa  Amerika boleh bangga memiliki Patung Liberty yang tinggi patung dan  landasannya mencapai 92 meter itu (tinggi patung sekitar 46 meter dan  fondasinya sekitar 46 meter). Namun, tak lama lagi Indonesia bakal  mengungguli simbol “kemerdekaan” Amerika tersebut. Ya, sebuah megaproyek  patung besar yang sebagian hasilnya sudah bisa dinikmati saat ini  sedang dibangun di Bali, tepatnya di Bukit Ungasan, Jimbaran, Bali. 
Proyek  prestisius ini diberi nama Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Dari  namanya, nampak bahwa yang akan dibangun adalah taman dengan monumen  Dewa Wisnu yang sedang mengendarai burung Garuda dengan warna keemasan  (kencana = emas). Dewa Wisnu sendiri adalah simbol pemelihara alam  semesta, sementara burung Garuda adalah perlambang bagi kebebasan,  kesetiaan, serta pengabdian tanpa pamrih.
Rencananya,  patung Dewa Wisnu yang mengendarai Garuda tersebut dibangun dengan  ketinggian 75 meter, dengan fondasi setinggi 70 meter. Sayap burung  Garuda tersebut juga akan membentang selebar 66 meter. Bahan utama  pembuatan patung adalah tembaga dan kuningan dengan berat keseluruhan  sekitar 4.000 ton. Kelak, jika proyek ini rampung, monumen Garuda Wisnu  Kencana akan berdiri setinggi +  145 meter melampaui ketinggian Patung Liberty dan dapat disaksikan dari  radius hingga 20 kilometer. Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini memang  direncanakan menjadi ikon bagi pariwisata Bali.
Saat  ini, wisatawan sudah bisa menikmati Taman Budaya GWK ini. Patung Dewa  Wisnu yang tegak setengah badan (tanpa tangan), serta kepala burung  Garuda telah menjadi tontonan ribuan wisatawan setiap bulannya. Areal  GWK sendiri merupakan bukit kapur cadas dengan luas sekitar 200 hektar.  Sebelumnya, kawasan bernama Bukit Ungasan ini adalah bukit tandus yang  tak banyak dikenal karena tak memiliki pesona wisata apapun. Namun,  setelah monumen megah ini mulai dibangun, kawasan ini mulai berkembang  dan makin diperhitungkan.

Kepala burung Garuda
Sumber Foto: edipsw.com
Patung  mahabesar ini memang dirancang khusus oleh seorang pematung terkemuka  asal Tabanan Bali, I Nyoman Nuarta. Nyoman Nuarta adalah pematung  lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah melahirkan  karya-karya monumental, seperti Monumen Arjuna Wijaya dan Monumen  Proklamator Indonesia di Jakarta, serta Monumen Jalesveva Jayamahe di  tepi pantai utara Surabaya. 
B. Keistimewaan
Taman  Budaya GWK terletak di atas bukit kapur setinggi 263 meter di atas  permukaan laut (dpl). Dari ketinggian tersebut, ditambah dengan tinggi  patung dan pondasinya kelak, maka Monumen Garuda Wisnu Kencana bakal  menjadi pesona Pulau Bali yang bisa dilihat dari kejauhan. Di atas  ketinggian Bukit Ungasan, Anda juga dapat menyaksikan hamparan Pulau  Bali bagian selatan dengan pantai-pantainya yang menghadap Samudera  Hindia. Sementara di bagian utara, nampak hilir mudik pesawat di Bandara  Ngurah Rai serta pemandangan Kota Denpasar. Menikmati pesona alam di  atas Bukit Ungasan ini bakal makin lengkap jika Anda meluangkan waktu  untuk menyaksikan matahari terbenam (sunset). 
Melewati  jalan setapak menuju Patung Dewa Wisnu, Anda sekali lagi akan dibuat  kagum dengan rencana besar perancangnya untuk memahat bukit-bukit kapur  menjadi relief epik Mahabarata dan Ramayana. Bukit-bukit kapur tersebut  kini telah ‘disulap‘ sedemikian rupa menjadi balok-balok besar, dan  beberapa di antaranya sudah mulai dipahat. Tentu saja, karya besar ini  bakal turut melambungkan kembali citra Bali sebagai Pulau Dewata di mata  dunia. 

Tebing-tebing kapur yang akan dipahat menjadi epik Mahabarata
Sumber Foto: omdimas.com
Tak  hanya itu, di dekat patung Dewa Wisnu terdapat sebuah mata air keramat  yang diberi nama Parahyangan Somaka Giri. Sumber mata air ini dipercaya  mampu menyembuhkan berbagai penyakit karena memiliki kandungan mineral  yang sangat baik. Penduduk sekitar telah lama menggunakan air dari  Parahyangan Somaka Giri ini untuk pengobatan. 
Jika sedang ada event tertentu,  Anda pun dapat menikmati berbagai perhelatan seni dan budaya di tempat  ini. Sedari awal, Taman Budaya GWK memang dirancang untuk menjadi salah  satu tempat pertunjukan yang prestisius di Bali. Di bagian panggung  pertunjukan Lotus Pond, misalnya, dengan areal berkapasitas 7.500 orang,  lokasi ini bisa digunakan untuk pertunjukan musik maupun pertunjukan  seni yang bersifat kolosal. Belum lagi bagian Street Theatre, Plaza  Kura-kura, serta Exhibition Gallery yang dapat dipergunakan untuk  keperluan seperti pementasan musik, pameran, bahkan fashion show.
C. Lokasi
Taman  Budaya GWK terletak di Bukit Ungasan, di Jalan Raya Uluwatu, Kelurahan  Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali,  Indonesia. 
D. Akses
Obyek  wisata Taman Budaya GWK terletak di bagian selatan Pulau Bali, sekitar  40 kilometer dari Kota Denpasar, Ibu Kota Provinsi Bali. Dari Kota  Denpasar, wisatawan dapat menggunakan jasa taksi, persewaan mobil dan  motor, atau memanfaatkan jasa agen perjalanan untuk mengantarkan  wisatawan sampai ke lokasi. Bertamasya ke GWK umumnya merupakan satu  paket perjalanan wisata dengan obyek-obyek wisata lainnya di kawasan  selatan Bali, seperti Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua, Pantai Dream Land,  Tanjung Benoa, Jimbaran, Pura Luhur Uluwatu,  serta obyek-obyek wisata lainnya. 
E. Harga Tiket
Para  pelancong yang ingin menikmati taman dan monumen megah ini dikenai  biaya tiket sebesar Rp 20.000 per orang. Apabila membawa kendaraan  pribadi, maka terdapat retribusi tambahan, yaitu mobil sebesar Rp 5.000  dan motor Rp 2.000 (Maret, 2008).
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Taman  Budaya GWK telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti Kolam  Lotus, Taman Festival, Amphitheater, Street Theater, Aula Eksibisi,  restoran, serta toko suvenir. Taman budaya ini juga memiliki beberapa  plaza atau tempat lapang di luar ruangan. Salah satu yang banyak  dikunjungi wisatawan adalah Plaza Wisnu yang memajang patung tubuh Dewa  Wisnu. Di Plaza ini juga kerap menjadi lokasi foto pra-pernikahan.  Apabila berminat untuk bersantap malam di kawasan ini, maka tak ada  salahnya Anda mencoba bersantap malam dengan hindangan ala Indonesia maupun luar negeri di bawah naungan bintang-bintang. 
 






 
 
 


0 komentar:
Posting Komentar